Increase Page Rank for Blogger in No Time !

External links - Jquery You want to Increase Page Rank for Blogger or your site in no time ? Ok ,perfect ! All those what you have found from tips and tricks about SEO and Ranking may work ,but have you came across the tips which I found ?

All you need to try it here you wont be sorry ! go try it GUMGUM :) visit my another explained post about this tips about ranking

What is Twitter ,how to use it and what for ?

External links - Jquery Twitter is a service for friends, family, and co–workers to communicate and stay connected through the exchange of quick, frequent answers to one simple question: What are you doing?While Twitter may have started as a micro-blogging service, it is grown into much more than simply a tool to type in quick status updates. I often describe Twitter as a cross between blogging and instant messaging, but even that doesn't do it justice.

WHY USE TWITTER ? GO HERE AND READ WHY :)

Hide Blogger Navbar in New Blogger Blogspot !

External links - Jquery Want to get rid of the blogger toolbar in new blogger that just came out of beta ? If you have shifted your blogspot blog from old blogger to the new blogger beta, you may have noticed that the previous CSS code to remove the blogger navbar will no longer be effective. That's because Google now uses different CSS tags to display the blogger bar. [#navbar-iframe instead of #b-navbar] If you want to hide the navbar in your blogger blog, here's what you should do ! (these instructions refer to the "new" Blogger layouts templates) GO GET IT GUMGUM:)

Super Sexy Bookmarks Widget for Blogger !

Thumbnail image that says sleek button using photoshop that links to a Photoshop tutoril. Looking for professional Social Bookmark Buttons for your blog ! me too :) however, while i was searching the net too, I came across a post by Naeemnur, that had instructions for Blogger (BlogSpot.com) based blogs which was really good.If you have a blog on blogger you can definitely give this a try.

Its very attractive social bookmarking widget ! it can help you to let your visitors bookmark your page effectively .

for instructions about the use of this SEXY Social bookmarking widget ! you can go here and get it GUMGUM:)

Rabu, 20 Oktober 2010

TULISAN TERBALIK

TULISAN TERBALIK

Nah kali ini hanya sebuah informasi ringan saja buat para Bloggerozt, yang suka nulis dengan huruf-huruf eksentrik ada yang terbalik dan ada yang bergaya "WEIRD".

Contoh tulisan terbalik :

ii ʇәƃuɐq ƃuәʇuɐƃ 3381Ⴈәoɹɐ

Contoh WEIRD untuk tulisan JERUKLEGI SEMENDHEH :

נєяυкℓєgι ѕємєи∂нєн
jerυĸlegι ѕeмendнeн
јεɾυќlεģï ṡεṃεṉḋhεh
jєruklєgí sєmєndhєh
j3ruk139! 53m3ndh3h
JeRuKlEgI SeMeNdHeH
ןєгยкlєﻮเ รє๓єภ๔ђєђ
ĴĔŔÚĶĹĔĞĨ ŚĔМĔŃĎĤĔĤ
ノ∑Яㄩкレ∑бⅰ ㄅ∑㎡∑и∂サ∑サ

Nah, jika kalian ingin menggunakan fasilitas tersebut, cukup kunjungi beberapa website penyedia layanan tersebut diantaranya :

www.sherv.net (Flip + WEIRD)

en.fliptext.net

www.revfad.com

Nah, Lumayan kan buat sedikit bervariasi dan memper-TENGIL-kan gaya tulisan kamu ?
Dan jangan salah, tulisan ini bisa buat nulis di Shoumix, Comment form, bahkan saat menulis di Halaman Friendster, FACEBOOK atau ditempat lain.

Postingan di atas saya cuma ngopi dari (kawungntenberbagi.blogspot.com)
buat tmen2 selamat mencobahahahaha!!!!!

Sabtu, 13 Maret 2010

Kamis, 11 Februari 2010

Kamis, 28 Januari 2010

Masuk Surga Tanpa Hisab. Mau ?

Quantcast


Banyak Jalan menuju Surga, namun ternyata lebih banyak persimpangan pula menuju Neraka. Setiap manusia yang beriman atau percaya pada kehidupan setelah mati, tentu mendambakan masuk Surga karena demikian besarnya kenikmatan yang digambarkan oleh Allah dalam Al Qur’an tentang Surga. Gambaran yang tak mungkin terjangkau oleh Indera manusia karena sesungguhnya kenikmatan surga jauh melampaui yang mampu dibayangkan oleh manusia.

Ternyata masuk surga juga punya jalur Khusus, dimana ada golongan manusia yang bisa masuk Surga tanpa hisab ( perhitungan amal ). Setiap manusia yang mendambakan Surga tentu sangat menginginkan hal tersebut. Kalau ada jalan pintas, mengapa kita harus melalui jalan yang panjang dan berliku? Tapi apakah jalan pintas itu selalu mulus dan mudah? Jawabannya adalah : belum tentu.

Yuk kita simak siapa saja yang termasuk golongan orang-orang yang masuk surga tanpa hisab! Supaya kita dapat bermuhasabah, menghitung diri, apakah kita sudah tergolong di dalamnya ? atau jika belum, semoga masih ada kesempatan bagi kita untuk berusaha sekuat kemampuan menjadi salah satu dari orang-orang yang beruntung itu.

1. Mereka yang lurus/ kokoh aqidahnya, murni niatnya karena allah, bersih fitrahnya, jujur nuraninya dan senantiasa berpegang teguh kepada kitab allah (Al-qur’an) dan sunnah Nabinya.

2. Orang-orang yang tidak mengobati lukanya dengan besi panas (melakukan Kay). Menempelkan besi panas pada luka biasa digunakan sebagai pengobatan, dengan menempelkannya pada luka dengan tujuan membakar dan menghentikan / menutup aliran darah, sebenarnya ada 4 hukumnya yaitu yang melarang, yang membolehkan dalam kondisi tertentu, yang memuji orang yg meninggalkannya, dan yang menganjurkan untuk tidak menggunakannya sama sekali atau membencinya. Dari beberapa hadits yang berhubungan dengan pengobatan cara ini terlihat bahwa rasulullah saw pernah melakukannya, tidak menyukainya, memuji orang yang tidak menggunakannya, dan kemudian melarang penggunaannya.

3. Mereka yang bertawakkal kepada Allah. Di dunia tawakkal adalah obat untuk semua penyakit, di akhirat merupakan salah satu syarat utama untuk masuk surga. Allah berfirman :

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيراً

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa- dosa hamba-hamba-Nya” ( Al Furqan : 58)

4. “Pembawa” Al-Quran. Yang dimaksud adalah orang yang membacanya di waktu siang dan malam hari, mempelajari dan mengajarkannya serta mengamalkannya semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT.

5. Ulama.

6. Orang-orang yang memiliki keutamaan.

7. Orang-orang yang sabar.

8. Orang-orang yang selalu menahan amarahnya dan memaafkan orang lain.

9. Syuhada.

10. Orang-orang miskin dari umat Muhammad.

11. Orang-orang yang suka meringankan beban orang lain.

12. Para muazin.

13. Mereka yang mengerjakan sholat pada waktunya.

14. Mereka yang selalu menerima apapun ketetapan Allah dengan rela hati.

15. Orang-orang yang rajin berzikir.

Mudah-mudahan segala amal yang kita lakukan yang meliputi usaha fisik maupun ruhani, kini dapat lebih kita fokuskan untuk menggapai SurgaNya Allah melalui satu atau beberapa jalan pintas yang telah disebutkan di atas dan semoga Allah mudahkan kita untuk istiqomah dalam menjalaninya. Laa haula walaa quwwata illa billah.(prima yuniarti/voa-islam)

Minggu, 24 Januari 2010

Sabar dan Syukur

Kisah Menakjubkan[1]

(tentang sabar dan syukur kepada Allah)

Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam isnad-isnad hadits, terutama karena ia adalah seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering berulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik.Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.

Nama beliau adalah Abdullah bin Zaid Al-Jarmi salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari Al-Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat Malik bin Al-Huwairits –radhiallahu ‘anhuma- . Beliau wafat di negeri Syam pada tahun 104 Hijriah pada masa kekuasaan Yazid bin Abdilmalik.

Abdullah bin Muhammad berkata, “Aku keluar menuju tepi pantai dalam rangka untuk mengawasi (menjaga) kawasan pantai (dari kedatangan musuh)…tatkala aku tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang di suatu tempat (di tepi pantai) dan di dataran tersebut terdapat sebuah kemah yang di dalamnya ada seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah serta matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, “Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”

Abdullah bin Muhammad berkata, “Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini, apakah ia faham dan tahu dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya??.

Maka akupun mendatanginya lalu aku mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya, “Aku mendengar engkau berkata “Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan“, maka nikmat manakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat tersebut?? dan kelebihan apakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu hingga engkau mensukurinya??”

Orang itu berkata, “Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh Robku kepadaku? Demi Allah, seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah hal itu kecuali semakin membuat aku bersyukur kepadaNya, karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku ini. Namun, wahai hamba Allah, engkau telah mendatangiku maka aku perlu bantuanmu, engkau telah melihat kondisiku. Aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku, di saat tiba waktu sholat ia mewudhukan aku, jika aku lapar maka ia menyuapiku, jika aku haus maka ia memberikan aku minum, namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dirinya. Maka tolonglah aku, carilah kabar tentangnya –semoga Allah merahmati engkau-”.

Aku berkata, “Demi Allah tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau”.

Maka akupun berjalan mencari putra orang tersebut hingga tidak jauh dari situ aku sampai di suatu gundukan pasir. Tiba-tiba aku mendapati putra orang tersebut telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji’uun. Aku berkata, “Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut??”. Dan tatkala aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku kisah Nabi Ayyub ‘alaihi as-Salam. Lalu aku menemui orang tersebut dan akupun mengucapkan salam kepadanya lalu ia menjawab salamku dan berkata, “Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemuiku?”, aku berkata, “Benar”. Ia berkata, “Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku?”.

Akupun berkata kepadanya, “Engkau lebih mulia di sisi Allah ataukah Nabi Ayyub ‘alaihis Salam?”, ia berkata, “Tentu Nabi Ayyub ‘alaihis Salam “, aku berkata, “Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya?”, orang itu berkata, “Tentu aku tahu”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?”, ia berkata, “Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah”.

Aku berkata, “Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya”. Ia berkata, “Benar”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikapnya?”, ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah”. Aku berkata, “Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau akan hal itu?”, ia berkata, “Iya”, aku berkata, “Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?” Ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah, langsung saja jelaskan maksudmu –semoga Allah merahmatimu-!!”.

Aku berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau”. Orang itu berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka”, kemudian ia berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, lalu ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia.

Aku berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, besar musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk maka aku tidak bisa melakukan apa-apa[2]. Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis.

Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku “Wahai Abdullah, ada apa denganmu?, apa yang telah terjadi?”. Maka akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu mereka berkata, “Bukalah wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!”, maka akupun membuka wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tangannya, lalu mereka berkata, “Demi Allah, matanya selalu tunduk dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, demi Allah tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur!!”.

Aku bertanya kepada mereka, “Siapakah orang ini –semoga Allah merahmati kalian-?”, mereka berkata, Abu Qilabah Al-Jarmi sahabat Ibnu ‘Abbas, ia sangat cinta kepada Allah dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kamipun memandikannya dan mengafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menyolatinya dan menguburkannya, lalu merekapun berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan perbatasan.

Tatkala tiba malam hari, akupun tidur dan aku melihat di dalam mimpi ia berada di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah

}سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ| (الرعد:24)

“Keselamatan bagi kalian (dengan masuk ke dalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. 13:24)

Lalu aku berkata kepadanya, “Bukankah engkau adalah orang yang aku temui?”, ia berkata, “Benar”, aku berkata, “Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua”, ia berkata, “Sesungguhnya Allah menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa dengan bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang dan tentram bersama dengan rasa takut kepada Allah baik dalam keadaan bersendirian maupun dalam kaeadaan di depan khalayak ramai”

Jumat, 22 Januari 2010

Muhasabah

Oleh Al Ustadz Abu Khaleed Resa Gunarsa, Lc. Hafizhahullahu ta’ala (Pengajar Ma’had Ihya’ as Sunnah, Tasikmalaya)

Kewajiban pertama seorang manusia adalah mengetahui bahwa dirinya hanyalah makhluk kerdil yang segala urusannya ada dalam kekuasaan Allah. Keberadaannya di dunia adalah karunia, sekaligus ujian. Manusia harus senantiasa ingat, bahwa ia tidak diciptakan dengan kesia-siaan, tanpa maksud dan tujuan.

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja?” (Q.S Al-Qiyamah: 36).

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Q.S Al-Mukminun: 115)

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S Adz-Dzariyat: 56).

Secara prinsip, usia manusia di dunia adalah moment yang sangat menentukan masa depannya. Apakah ia akan taat kepada Allah, sehingga kelak di akhirat ia akan berada di tempat yang penuh dengan kenikmatan abadi dan meraih derajat yang tinggi? Atau, ia malah membangkang, bermaksiat kepada Allah hingga selanjutnya di akhirat ia bersedih, merana dan sengsara karena siksa-siksa-Nya.

Jika manusia telah mengerti arti penting hidupnya sebagai sesuatu yang telah dijelaskan diatas, maka ia pantas bersyukur, karena hidayah Allah yang begitu berharga telah ia dapatkan. Semua itulah yang kelak akan sangat menolongnya dalam pertanggungjawaban di akhirat.

Takwa sebagai ruh ketaatan

Sebagai wujud rasa syukur dan upaya memenangkan ujian hidupnyalah, manusia diperintahkan untuk beramal shaleh. Menunaikan kewajiban, menjauhi larangan dan berusaha mengumpulkan pundi-pundi kebaikan yang diperintahkan adalah akumulasi perbuatan ketaatan yang hanya muncul dari semangat ketakwaan.

Merujuk kepada makna takwa secara bahasa, takwa adalah rasa takut dan sikap menghindarkan diri dari hal-hal yang membahayakan. Takwa kepada Allah berarti takut kepada murka, kemarahan dan azab Allah yang tentu sangat merugikan serta berupaya melindungi diri dari semua itu. Dengan semangat takwa, ketaatan akan dengan mudah manusia tunaikan, amal shaleh akan dengan segera ia perbuat dan kemaksiatan akan sangat ia benci, seperti ia benci dilemparkan ke neraka.

Muhasabah; meningkatkan ketaatan.

Untuk bisa tetap eksist dalam ketaatan dan survive dalam beramal shaleh, manusia seyogianya sering berfikir tentang apa yang nanti akan berlaku bagi dirinya di akhirat, merasa takut dengan ancaman Allah bagi orang-orang yang kerap lalai, lupa dan enggan beramal shaleh, juga berharap dengan yakin pada janji-janji Allah bagi orang yang selalu mengingat-Nya. Sebagaimana yang sering Allah dan Rasul-Nya tekankan.

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)” (Q.S. Al-Baqarah: 281).

“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Ali Imran: 30)

Pertanggungjawaban di akhirat adalah perjalanan pasti bagi seluruh manusia tanpa terkecuali. Tidak ada yang dapat luput. Tidak ada yang bisa meloloskannya dengan selamat kecuali rahmat Allah dan ampunan-Nya. Untuk itulah, manusia seharusnya banyak bermuhasabah, menekuri diri, mentafakuri retang waktu yang telah dilewati serta terus memohon ampunan Allah dan meminta kepada-Nya agar di waktu yang akan datang mendapat penjagaan dari Allah hingga ia tidak terjatuh kepada dosa dan maksiat.

Tidak bermuhasabah; meniti kehancuran

Kehancuran hati dapat terjadi karena tidak pernah bermuhasabah dan kerap memperturut hawa nafsu. Karena, aktifitas muhasabah sesungguhnya dapat memunculkan rasa takut kepada Allah, dan rasa takut kepada Allah berikutnya akan menekan kecenderungan hawa nafsu yang kerap mengajak kepada perbuatan negatif (maksiat).

Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa memuhasabahi dirinya dan rajin beramal untuk kehidupan setelah mati. Dan orang yang lemah adalah orang yang selalu memperturut hawa nafsunya dan banyak berangan-angan atas Allah.” (HR. Tirmidzi)

Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa Umar ibn Khattab berseru, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Sesungguhnya itu akan meringankan perhitungan kalian esok hari. Berhiaslah untuk perhelatan akbar (hari akhir), pada hari segalanya akan tampak dan tidak ada yang tersembunyi dari kalian!”.

Dari wahab, ia berkata, “terdapat dalam hikmah Daud ‘alaihissalam, bahwa seorang yang berakal tidak akan pernah lalai dari empat waktu; waktu untuk bermunajat kepada Tuhannya, waktu untuk memuhasabahi dirinya, waktu untuk berkumpul dengan sahabat-sahabatnya agar mereka menyampaikan kekurangan-kekurangannya dan waktu untuk bersama kelezatan nikmat yang halal dan indah.”

Cara dan perangkat bermuhasabah

Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata, bermuhasabah bisa dilakukan dengan menimbang kenikmatan dan kejahatan diri kita. Artinya, melihat apa yang telah Allah berikan kepada kita dan apa yang telah kita perbuat. Dengan itu, akan tampak kesenjangan yang sangat jauh antara keduanya. Akan jelas bagi kita bahwa semua nikmat yang kita terima adalah kasih sayang dan sifat pemaaf Allah. Kita akan semakin merasa kerdil dan fakir dihadapan Allah yang Mahakuasa dan pemurah.

Bermuhasabah sangat sulit kecuali bagi orang yang memiliki tiga perkara; (1) ilmu (2) berprasangka buruk terhadap jiwa dan (3) mengenal kenikmatan untuk membedakannya dari fitnah.

- Ilmu adalah cahaya yang Allah berikan kepada para pengikut rasul, yang membedakan kebenaran dari kebatilan, petunjuk dari kesesatan, kebaikan dari keburukan.

- Berprasangka buruk terhadap jiwa akan melahirkan kesadaran tentang keburukan jiwa dan nafsu yang selalu mengajak pada perbuatan buruk.

- Dan mengenal kenikmatan yang Allah karuniakan akan mampu membuat kita tidak tertipu pada kenikmatan semu yang justru kian membuat kita terbuai oleh fitnah dunia.”

Agar umur kita yang sangat terbatas di dunia ini bisa semakin produktif menghasilkan amal-amal baik, kiranya memperbanyak muhasabah adalah cara terbaik untuk mewujudkannya. Dengan muhasabah, mari kita jelang masa depan dengan perubahan-perubahan prestatif.

Wallahu a’lam bish-shawab



 

uDiN'S PaGE Copyright © 2009 REDHAT Dashboard Designed by SAER